Tolak Ukur Kecantikan Di Indonesia

Oleh : Wulan adekantari

Standar kecantikan merupakan salah satu hal yang melekat pada wanita. Standar kecantikan ini muncul karena adanya stigma masyarakat bahwa cantik itu harus putih, tinggi, langsing dan lain-lain. Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang banyak memiliki perbedaan pada setiap daerahnya yang berupa budaya, ras, suku, agama termasuk warna kulit yang lebih di dominasi oleh sawo matang.

Adanya stigma bahwa cantik itu harus putih mulus, langsing, tinggi, rambut lurus, yang seolah-olah berorientasi terhadap peuntutan wanita itu harus sempurna. Padahal pada kenyataannya, perempuan Indonesia tidak semuanya memiliki fisik tersebut sehingga cara satu-satunya untuk memenuhi standar kecantikan tersebut mereka memodifikasi tubuh mereka entah menggunakan make up, diet, operasi plastik, bahkan semua mereka lakukan agar dapat memenuhi standar kecantikan yang ada. Di Indonesia sendiri standar kecantikannya di pengaruhi oleh beberapa kultur dari beberapa negara yang pernah singga di Indonesia.

Sejarah adanya standar kecantikan ini di mulai  terbentuk dari masa-masa kolonial Belanda. Hal ini dijelaskan oleh Luh Ayu Saraswati, Profesor Kajian Wanita dari Universitas Hawaii, dan penulis “Seeing Beauty, Sensing Race in Transnational Indonesia” mengatakan, di masa pra-penjajahan Belanda, putih tak melulu dilekatkan dengan ras, melainkan sekadar warna.

Setelah itu mulailah muncul sebuah kepercayaan dan stigma yang berkembang. Putih bukan lagi hanya sekadar warna, tetapi juga dicitrakan lebih baik dan bersih ketimbang hitam. Standar kecantikan di Indonesia juga di pengaruhi oleh beberapa media yang selalu menunjukkan bahwa cantik itu harus putih, langsing, tinggi tetapi mereka tidak menunjukkan cantik dari sisi yang berbeda sepeti dari wanita timur yang cenderung memiliki warna kulit yang lebih gelap serta rambut yang kering. Oleh sebab itu, karena mereka tidak terbiasa melihat itu maka mereka masih cenderung berpikir bahwa cantik itu harus putih.

Standar kecantikan juga tercipta dari patriarki yang merupakan sistem terhadap perbedaan kedudukan antara perempuan dan laki-laki. Hal itu berdampak terhadap bentuknya berbagai macam percekcokan kelas. Salah satunya standar kecantikan yang di ciptakan untuk mereduksi nilai perempuan dimana di tuntut untuk terlihat feminim dimana wanita memiliki kodrat harus cantik dan enak untuk di pandang. Standar kecantikan ini juga menjelaskan  bahwa perempuan itu statusnya inferior yang seolah-olah fisiknya saja yang di utamakan sedangkan kualitas mereka miliki tidak terlalu di pentingkan.

Alasan mengapa perempuan sangat mementingkan fisik mereka di karenakan sejak kecil yang dibahasakan dari diri mereka melulu berupa hal fisik entah dari keluarganya ataupun dari lingkaran pertemanannya. Fisik merupakan suatu pembahasan yang kerap mereka dengar, dimana perempuan dari kecil hingga dewasa selalu menjadi target objektifikasi yang akhirnya banyak perempuan yang berpikiran penampilan mereka lebih penting dari pada aspek lainnya dan mereka akan berusaha untuk mencapai standar kecantikan itu.

Munculnya stereotip dan stigma tersebut dalam moralitas masyarakat yang hari ini berkembang, hal itu tentu berpengaruh terhadap kesehatan mental. Sehingga membuat wanita menjadi tidak percaya diri dan pada akhirnya membuat mereka berlomba-lomba untuk memenuhi standar kecantikan tersebut. Padahal kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari beraneka ragam budaya, suku, serta ras yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap wilayah di Indonesia tentu memiliki ukuran cantik yang harusnya berbeda-beda juga sebagai identitas dan integritas masyarakatnya.

Kita luput membedakan mana hal yang merupakan keinginan dan kebutuhan. Sebab, itu adalah dua makna dan orientasi yang tentunya berbeda. Saya rasa dengan menggunakan nalar yang kritis kita dapat menghalau segala hal yang tentunya dapat menciderai nilai-nilai wanita sebagai manusia.

Wanita bukan objek yang ditawarkan dalam pasar kemanusiaan untuk dipilih dan ditindas!

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *